♠ Posted by
Unknown
in
Budaya
at
7:33:00 PM
Demam batu akik tengah melanda masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Pembicaraan orang di warung kopi hingga perkantoran adalahbatu akik.Bahkan, sekarang ini ada selorohan: jika suami terlambat pulang malam jum'at, cari saja di tempat mengasah batu akik.
Batu akik habsyi (Ethiopia).
Berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim,
mata cincin Rasulullah Saw berasal
dari Ethiopia
Begitulah antusias animo masyarakat terhadap batu mulia. Hal ini tak lepas dari kebiasaan memakai cincin yang telah lama menjadi budaya di seluruh masyarakat dunia.
Cincin sebagai aksesoris tidak hanya dipakai kaum perempuan saja, tapi juga dipakai oleh laki-laki. Hanya saja, dalam Islam laki-laki diharamkan untuk memakai cincin atau perhiasan yang terbuat dari emas.
Dalam sejarah Nabi pun diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw juga memakai cincin. Rasulullah SAW memakai cincin dengan fungsi sebagai stempel surat dakwah yang dikirim ke berbagai penjuru dunia.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW menulis surat-surat berisi dakwah Islam ke Kisra sang raja Persia, juga kepada Kaisar (Romawi), dan Negus (Ethiopia), dan dis setiap surat tersebut terdapat stempelnya yang merupakan cap dari cincin yang beliau gunakan.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat cincin dari perak, dan diukir tulisan Muhammad Rasulullah. Perawi hadits itu mengatakan: Saya melihat putihnya cincin itu di tangan beliau. (HR. Ahmad 12738, Bukhari 5872, Muslim 2092, dan yang lainnya).
Setelah Nabi wafat cincin tersebut digunakan oleh para khulafa’ Ar-Rasyidin sebagai stempel surat.
Lantas seperti apakah sebenarnya cincin Rasulullah Saw tersebut? Dan terbuat dari apakah?
Dari beberapa riwayat dijelaskan bahwa ciri-ciri cincin Rasulullah terbuat dari perak, ada mata cincinnya yang juga terbuat dari perak, logam perak mata cincin Nabi berasal dari Ethiopia.
Bagian mata cincin tersebut berukir tulisan Muhammad Rasulullah yang digunakan sebagai stempel.
Salah satu hadist yang menceritakan tentang cincin Rasulullah adalah dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma yang mengatakan:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَبِسَ خَاتَمَ فِضَّةٍ فِي يَمِينِهِ ، فِيهِ فَصٌّ حَبَشِيٌّ
"Sesungguhnya Rasulullah Saw memakai cincin yang terbuat dari perak yang beliau pakai di tangan kanan, dan mata cincinnya berasal dari Habasyah (Ethiopia)". (HR. Muslim 2094, Turmudzi 1739, dan yang lainnya).
Hadits lain diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliu mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan cincin dari perak, dan beliau gunakan untuk menstempel suratnya. (HR. Ahmad 5366, Nasai 5292, dan sanadnya dinilai shahih oleh Syuaib al-Arnauth).
Nabi pun melarang para sahabat untuk membuat cincin dengan ukiran serupa. al-Hafidz Ibn Hajar menjelaskan:
Quote:
"Karena dalam cincin itu ada tulisan nama beliau, dan status beliau sebagai utusan Allah Swt. Beliau membuat demikian sebagai ciri khas beliau, yang membedakan dengan lainnya. Jika yang lain dibolehkan untuk membuat ukiran cincin seperti itu, tentu tujuan ini tidak terwujud". (Fathul Bari, 10/324). |
Para ulama berbeda pendapat mengenai makna mata cincin berasal dari Habasyah sebagaimana disebut dalam hadits di atas, karena memang tidak dijelaskan detailnya.
Imam an-Nawasi menyebutkan beberapa perbedaan pendapat tersebut adalah mata cincinnya berupa batu dari Habasyah, berupa batu akik. Karena tambang batu akik ada di Habasyah dan Yaman.
Adapun warna batu akik tersebut adalah seperti seperti orang habasyah, yaitu berwarna hitam. Menurut Ibn Abdil Bar, inilah pendapat yang lebih kuat.
Pendapat lain sebagaimana dijelaskan oleh riwayat dari Anas yang menegaskan bahwa mata cincin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari perak. Artinya, bukan batu akik.
Ada pula pendapat yang ketiga yang membenarkan kedua pendapat di atas, artinya bahwa terkadang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin yang matanya dari perak dan terkadang memakai cincin yang matanya batu akik. (Syarh Shahih Muslim, 14/71).
Al-Hafidz Ibn Hajjar juga menyebutkan beberapa kemungkinan yang lain, mata cincin beliau berupa batu dari habasyah. Mata cincinnya dari perak. Disebut dari Habasyah, karena cirinya. Bisa jadi ciri modelnya atau ciri ukirannya.
Menurut Hilmi Aydin (2005) dalam bukunya "The Sacred Trusts", cincin Rasulullah SAW itu kini berada di Istana Topkapi (Topkapi Palace), atau dalam bahasa Turkinya Topkapi Sarayi Istanbul.
Berdasarkan catatan sejarah, cincin tersebut awalnya berada di Madinah. Ketika Sultan Salim menjadi penguasa Turki Usmani, maka cincin tersebut dipindahkan ke Istanbul. "Ini sebagai simbol kejayaan Islam,"ujarnya.
Beberapa waktu lalu, cincin tersebut pernah dipamerkan di Jakarta.
sumber:www.putramelayu.web.id
0 komentar :
Post a Comment