♠ Posted by
Unknown
in
Iptek
Tersembunyi dalam Himalaya, ribuan gua buatan manusia ini adalah salah satu misteri arkeologi terbesar di dunia.
Gua-gua buatan yang jumlahnya menakjubkan ini, beberapa gua digali ke tebing, yang lain adalah terowongan yang digali dari atas, berusia ribuan tahun, tetapi siapa yang membangun mereka dan untuk apa mereka dibangun masih merupakan misteri.
Juga tidak diketahui pasti bagaimana orang naik ke gua-gua yang digali pada tebing setinggi 47 meter di atas dasar lembah.
Gua-gua buatan yang jumlahnya diperkirakan mencapai 10.000 buah ini ditemukan di wilayah yang dulunya adalah wilayah Kerajaan Mustang yang sekarang masuk daerah Nepal dan sebagian Tibet. Sebelumnya pemerintah Nepal melarang siapapun baik peneliti maupun wisatawan untuk mengunjunginya. Baru beberapa tahun terakhir wilayah ini dibuka.
Bagi Mereka yang telah melihat gua-gua misterius ini mengatakan bahwa efek mereka pada tebing membuatnya terlihat seperti benteng pasir raksasa.
Para peneliti menemukan lukisan dinding dari abad ke-14 yang tak ternilai yang termasuk 55 panel gambaran kehidupan Buddha, juga sisa-sisa kerangka manusia yang berusia hampir 3000 tahun dan perpustakaan yang tersembunyi berabad-abad yang berisi 8000 teks yang menjelaskan doktrin Buddha Tibet untuk masalah hukum dan bahkan teks-teks suci yang sebagian besar bertanggal kembali ke abad 15 Masehi. Peneliti juga menemukan bahwa gua-gua yang telah mereka jelajahi dinding-dindingya memiliki lapisan lapisan yang menempel satu diatas lainnya.
Berdasarkan penemuan-penemuan itu, kemungkinan gua-gua ini telah digunakan oleh berbagai generasi dengan tujuan yang berbeda-beda.
Awalnya gua-gua digunakan sebagai pemakaman oleh masarakat yang dulu tinggal di desa-desa terdekat dan diperkirakan ini terjadi pada 1000 SM. Setelah itu, sekitar abad ke 10 Masehi masarakat di sekitar gua-gua tersebut menggali lebih banyak gua pada tebing untuk tempat tinggal dan perlindungan karena desa-desa mereka dilanda perang memaksa mereka untuk meninggalkan rumah mereka. Akhirnya, sekitar abad ke 14 M, setelah perang mereda, masarakat kembali pindah ke rumah mereka dan meninggalkan gua-gua mereka dalam keadaan kosong yang akhirnya digunakan oleh para biarawan yang mencari tempat yang sunyi untuk meditasi, sehingga mengubah gua menjadi semacam biara atau perpustakaan pada saat itu.
Gua-gua buatan yang jumlahnya menakjubkan ini, beberapa gua digali ke tebing, yang lain adalah terowongan yang digali dari atas, berusia ribuan tahun, tetapi siapa yang membangun mereka dan untuk apa mereka dibangun masih merupakan misteri.
Juga tidak diketahui pasti bagaimana orang naik ke gua-gua yang digali pada tebing setinggi 47 meter di atas dasar lembah.
Gua-gua buatan yang jumlahnya diperkirakan mencapai 10.000 buah ini ditemukan di wilayah yang dulunya adalah wilayah Kerajaan Mustang yang sekarang masuk daerah Nepal dan sebagian Tibet. Sebelumnya pemerintah Nepal melarang siapapun baik peneliti maupun wisatawan untuk mengunjunginya. Baru beberapa tahun terakhir wilayah ini dibuka.
Bagi Mereka yang telah melihat gua-gua misterius ini mengatakan bahwa efek mereka pada tebing membuatnya terlihat seperti benteng pasir raksasa.
Para peneliti menemukan lukisan dinding dari abad ke-14 yang tak ternilai yang termasuk 55 panel gambaran kehidupan Buddha, juga sisa-sisa kerangka manusia yang berusia hampir 3000 tahun dan perpustakaan yang tersembunyi berabad-abad yang berisi 8000 teks yang menjelaskan doktrin Buddha Tibet untuk masalah hukum dan bahkan teks-teks suci yang sebagian besar bertanggal kembali ke abad 15 Masehi. Peneliti juga menemukan bahwa gua-gua yang telah mereka jelajahi dinding-dindingya memiliki lapisan lapisan yang menempel satu diatas lainnya.
Berdasarkan penemuan-penemuan itu, kemungkinan gua-gua ini telah digunakan oleh berbagai generasi dengan tujuan yang berbeda-beda.
Awalnya gua-gua digunakan sebagai pemakaman oleh masarakat yang dulu tinggal di desa-desa terdekat dan diperkirakan ini terjadi pada 1000 SM. Setelah itu, sekitar abad ke 10 Masehi masarakat di sekitar gua-gua tersebut menggali lebih banyak gua pada tebing untuk tempat tinggal dan perlindungan karena desa-desa mereka dilanda perang memaksa mereka untuk meninggalkan rumah mereka. Akhirnya, sekitar abad ke 14 M, setelah perang mereda, masarakat kembali pindah ke rumah mereka dan meninggalkan gua-gua mereka dalam keadaan kosong yang akhirnya digunakan oleh para biarawan yang mencari tempat yang sunyi untuk meditasi, sehingga mengubah gua menjadi semacam biara atau perpustakaan pada saat itu.