♠ Posted by
Unknown
in
Story
at
6:26:00 AM
Tahukah Anda? Lucid Dream (pengendali mimpi) adalah suatu keadaan dimana kita sadar bahwa kita sedang bermimpi. Istilah ini, pertama kali dicetuskan oleh psikiater dan penulis berkebangsaan Belanda, Frederik (Willem) van Eeden ditahun 1860–1932.
Uniknya, seseorang yang bisa mengendalikan mimpi, mereka secara jelas-jelas dapat tersadar bahwa ia memang sedang bermimpi.
Nah, soal mimpi, sebuah mimpi sadar dapat muncul melalui dua cara, yakni, D.I.L.D dan W.I.L.D.
Apa yang dimaksud DILD?
Secara singkat DILD alias Dream Initiated Lucid Dreaming adalah suatu keadaan saat kita sadar, bahwasanya kita sedang berada dalam sebuah mimpi.
Sedangkan WILD, alias Wake Initiated Lucid Dreaming adalah suatu keadaan dimana kita secara sengaja ingin mengendalikan mimpi, ketika nanti kita tertidur.
Anda mungkin bertanya-tanya, apakah benar kita dapat melakukan hal tersebut?Singkatnya, iya.
Richard Feynman
Richard Phillips Feynman (11 Mei 1918–15 Februari 1988) (nama keluarga dilafalkan “FAIN-man”) adalah salah seorang fisikawan Amerika yang paling berpengaruh pada abad kedua puluh.
Karyanya yang utama adalah perluasan teori elektrodinamika kuantum, untuk ini Feynman menjadi salah satu penerima Hadiah Nobel Fisika 1965, bersama Julian Seymour Schwinger dan Tomonaga Sin-Itiro.
Ia juga berkontribusi dalam proyek pengembangan bom atom dan belakangan menjadi anggota panel yang menyelidiki tragedi Pesawat Ulang-Alik Challenger.
Dan, terlebih Feynman juga dikenal sebagai seorang edukator. Buku-buku dan kuliah-kuliahnya pun sering ditujukan agar kalangan umum dapat dengan mudah memahami fisika. Karena kemampuannya dalam menerangkan, ia dijuluki “The Great Explainer” atau “Pemberi Penjelasan yang Hebat”. Sebagai contoh, The Feynman Lectures on Physics adalah buku teks fisika yang didasarkan dari kuliah-kuliah yang dia berikan di Caltech pada tahun 1961-1963.
Richard, memang merupakan seorang ahli Dream Bender natural. Atau, dengan kata lain, Richard mempunyai bakat alami menjadi seorang pengendali mimpi.
Richard Feynman, waktu itu pernah mencoba pengendalian mimpi secara langsung. Uniknya, ia berhasil hanya dalam sekali coba (tanpa eksperimen).
Lantas, bagaimana caranya menjadi seorang pengendali mimpi??
Caranya adalah dengan menjaga kesadaran saat kita mulai tertidur. Sebab, pada umumnya, saat kita tertidur yang seringkali terjadi adalah kita tak sadar dan tiba-tiba saja sudah terbangun keesokan harinya.
Nah, lalu, kapan tepatnya kita tertidur?
Untuk menjadi seorang Dream Bender, hal ini memanglah tidak mudah. Sebab, kita sendiri harus melatih diri dan berusaha memperhatikan kapan tepatnya kita tertidur.
Dari sini, saat kita berhasil masuk diantara bangun-tidur ini, secara teori kita akan bisa sadar saat tiba di alam mimpi.
Hal ini, memang hanya merupakan satu-satunya cara agar bisa mendapati Lucid Dream.
Nah, jika Anda ingin mencoba, berikut cara-caranya:
1. Konsentrasi secara santai
Ketika Anda ingin tidur nanti, cobalah untuk tutup mata dibarengi konsentrasi yang rileks lewat pikiran. Terlebih, Anda sendiri harus bisa mengontrol pernafasan.
2. Berimajinasi
Saya yakin. Ketika Anda ingin beranjak tidur, Anda sendiripun tidak langsung pulas begitu saja. Sebabnya, ketika Anda beranjak tidur, Anda mungkin memikirkan sesuatu. Entah itu pekerjaan, masalah, mengingat-ngingat kejadian dipagi hari, dsb.
Nah, hal tersebut. Itu bisa disebut imajinasi.
3. Jaga pikiran agar tetap sadar
Inti dari W.I.L.D adalah bagaimana caranya kita membuat tubuh rileks, namun, pikiran pun bisa terjaga saat tertidur. Sebabnya, jika Anda gelisah dan atau justru berimajinasi yang mengganggu pikiran Anda. Tentu saja Anda tak akan mau tertidur.
Nah, solusinya adalah, cara ini dapat dilakukan semisal lewat berhitung, memikirkan kenangan yang indah-indah dalam hidup Anda, dsb.
4. Fase diantara bangun & tertidur
Kebanyakan orang, memang berhasil melewati ketiga point diatas. Namun sayangnya, ketika di fase ini. Tidak sedikit yang gagal untuk melanjutkan ke fase selanjutnya. Padahal, batas antara dunia nyata dan dunia mimpi sudah setipis kertas, atau, dengan kata lain, Anda memang tinggal sedikit lagi melewati fase bangun-tidur.
Nah, uniknya disini. Ketika kita ingin memasuki fase tersebut, kita akan mengalami suatu kondisi yang disebut sleep paralysis.
*Tiap daerah mungkin berbeda-beda istilahnya. Tapi pada intinya, sleep paralysis bahasa lainnya adalah ketindihan, rep repan, dsb.
Ketika Anda sudah di fase ini. Cobalah untuk tidak bangun (tersadar dari mimpi). Santai saja. Sebab, jika gagal tentu saja Anda harus mengulangnya dari awal.
Memang, bagi Anda yang mengalami sleep paralysis ini, Anda akan merasa panik. Terlebih, jika saat itu Anda berimajinasi tentang mimpi yang buruk.
5. Fase pengendalian mimpi
Nah, ini adalah sebuah fase setelah kita berhasil tiba di alam mimpi. Mungkin, masing-masing dari kita sendiri akan berada di suatu tempat yang berbeda pula.
Terserah, mau percaya atau tidak. Saya sendiri pernah beberapa kali bisa mengendalikan mimpi saya sendiri.
Spoiler pengendalian mimpi saya,
Mimpi 'terbang' hingga 3x
Waktu itu, saya sendiri pernah bermimpi bisa terbang. Bahkan, dimimpi tersebut, saya sendiri mengalami mimpi terbang sebanyak 3x (dihari yang berbeda tentunya).
Memang, untuk mimpi yang kedua, sebenarnya lebih ke arah melayang (melompat, tapi jatuhnya lambat). Nah, dimimpi tersebut, yang pertama, saya bisa terbang tanpa ada sayap dibelakangnya. Dimimpi itu, pada intinya saya dapat terbang tinggi. Saya memakai celana jeans, namun, tidak memakai kaos.
Entahlah, mimpi itu mungkin sekitar 5-10 tahun yang lalu. Jadi agak lupa juga.
Yang kedua, melompat, tapi jatuhnya lambat. Waktu itu, dimimpi saya, saya bermimpi bisa meloncati atap-atap gedung. Memang, waktu itu saya sendiri bermimpi bersama (entah teman atau siapa), yang pasti, saya tidak sendirian waktu itu.
Kasarnya, dimimpi itu saya menjadi seorang ahli parkour. Tapi, lagi-lagi, jatuhnya itu seperti slow motion.
Yang ketiga, hampir sama dengan yang pertama. Bedanya, kali ini saya mempunyai sayap hitam. Mirip seperti gambar dibawah ini,
Tapi, waktu itu, sayapnya justru memanjang. Bukan melebar seperti gambar diatas. Lagipula, waktu itu di scene mimpi saya, saya sendiri lebih sering terlihat dari belakang.
Terlebih, entah kenapa dipunggung saya (dekat sayap-sayap itu) ada sedikit darah-darah juga.
Entahlah.
Ya, hanya itu yang saya ingat. Pada intinya, ya saya bisa terbang. Bisa mengendalikan bagaimana arah terbang saya sendiri
Lanjut, saat kita sudah tiba di fase sini, dengan bermodalkan konsentrasi yang ‘cukup keras’, kita sendiri dapat memilih dan menjelajahi mimpi kita sendiri. Dan, selamat! sebabnya, kita sendiri berhasil menjadi seorang Oneironaut/Dream Bender bagi diri kita sendiri.
Memang, hal ini lebih mudah dikatakan ketimbang dilakukan. Namun, masih menurut penelitian, dream bender dapat dilakukan oleh semua orang.
0 komentar :
Post a Comment